Sabtu, 17 April 2010

TIDAKKAH KITA BERCEERMIN PADA GUNDUKAN TANAH

KITA tahu di atas bumi indonesia ini tersebar gundukkan tanah (makom) yang didalamnya bersemayam jasad para perintis kebenaran hidup, para perintis pencerahan rohani, para kaula Illahi yang lillahita'ala membawa manusia pada jalan yang lurus, pada jalan bagaimana merundukkan hati yang beku bagai batu.
Konon mereka merambah hutan belantara dengan berjalan kaki, membuka pemukiman dengan berdo'a agar kelak menjadi satu pemukiman yang tentram, membuka ladang pekerjaan, bercocok tanam, bercengkrama dengan pepohonan, tanah, air bagai membelai bayi atau mengelus anak kecil. Bercocok tanam bukan berarti marusak lingkungan, mencari nafkah bukan berarti menggali dan mengambil yang ada dalam tanah tanpa memikirkan akibatnya, pohon bisa marah, air bisa marah, udara gunung dan alam ini bisa marah.
Mereka sekarang terbujur di bawah gundukkan tanah ratusan tahun yang silam yang mungkin jasadnya sudah tidak tersisa lagi kerena kita kembali menjadi tanah.
Komplek makom Syeh Abdul Mukhyi di Pamijahan Tasikmalaya, makom di Situ Panjalu Ciamis, makom di Godog Garut, makom Sunan Gunung Jati di Cirebon dan masih banyak lagi yang lainnya. Satu hal yang seharusnya kita merasa malu, merasa kecil, merasa tidak bisa berbuat apa-apa, mereka yang sudah terbujur adalah para pemimpin sejati, mereka para pemimpin yang mampu merealisasikan mimpinya, mereka pekerja yang selalu pekerjaannya diiringi hati yang suci ( lillahitaala ) karena kerelaannya tidak terucap dibibirnya, tidak dijadikan alat untuk memaksa orang lain simpati apalagi dijadikan alat untuk mengelabui orang. Mereka kini hanya tinggal gundukkan tanah ratusan silam yang lalu, bukti dari pekerjaannya yang tulus tetap mampu mensejahterakan umat manusia yang masih hidup.

Betapa Banyak Orang Hidup Yang Disejahterakan.

Berapa banyak keluarga yang bisa mencari makan untuk hidup atau menghidupi keluarganya (mereka mencari nafkah disekitar komplek makom) berapa banyak orang hidup yang sudah kehilangan semangat hidup bisa pulih kemabali ( dengan berjiarah ). Betapa luar bisa tempat-tempat sekitar itu tumbuh menjadi kota kecil dengan menghidupi dirinya (swadaya), membangun mesjid, membangun jalan, MCK, dan lain-lain, betapa hormat dan teratur tatkala mereka berada dilingkungan itu.
Sebuah perenungan bagi kita semua dengan berbuat kebajikan yang dilandaasi oleh kewajiban orang hidup untuk saling mengingatkan pada kebenaran, pamrih karena ingin diridlo'i allah swt, lillahita'ala karena manusia hidup dibatasi waktu, mati adalah hak untuk mahluk hidup, oleh karena itu sewajarnya kita menempatkan diri masing-masing sebagai khalifah bagi sesamanya.

Sudah Berbuat apa Saja Kita Selama Ini ?

Kita seharusnya bercermin pada mereka yang sudah terbujur kaku yang mampu mensejahterakan orang hidup, kita sebagai manusia hidup sudahkah berbuat untuk kepentingan orang banyak ?, bagi siapapun berbuat kebajikan dan tauladan adalah saatnya, kita bisa berbuat dimana kita berada, bagi seorang guru jadilah yang sebenar-benarnya pendidik yang bisa menjadikan anak bangsa berbudi, bagi Bupati/Walikota jadilah pemimpin yang sebenar-benarnya pemimpin yang dihormati dan punya kehormatan, bagi anggota DPR/D jadilah yang sebenar-benarnya wakil rakyat bukan jadi pejabat yang jauh dari rakyat yang memilihnya, bagi orang tua jadilah orang tua yang mengayomi anaknya, bagi pedagang jadilah pedagang pedagang yang baik yang mencari keuntungan yang halal, jadi sopir angkot jadilah pengemudi yang mentaati peraturan, bagi penjahat kembalilah ke jalan yang benar, bagi penjaja cinta kembali menjadi yang menghormati dirinya, bagi bandar dan penjual sabu-sabu kembali ingat bahwa anak bangsa bukan untuk dirusak tapi untuk menjdi penerus pembangunan Negara dan Agama, bagi petugas BAZ tetap ingat begitu banyak orang miskin yang harus disantuni dan merekalah yang berhak bukan kita, petugas parkir jadilah petugas yang selalu ingat bahwa tugasnya adalah amanah, bagi bapak Polisi jadilah polisi yang sebenarnya polisi yang selalu membantu orang kesulitan bukan menambah sulit, bagi bapak tentara jadilah pengamanan negeri ini bukan menambah runyam, bagi hakim jadilah penentu vonis yang tidak direkayasa atau kehilangan nurani, bagi pegawai pajak masukan uang bayaran pajak orang ke kas Negara bukan kes pribadi.
Keyakinan bagi kita, orang hidup sebenarnya lebih memungkinkan untuk berbuat kebajikan bagi sesamanya.

Sabtu, 10 April 2010

UNIT PRODUKSI/BISNIS SENTER SMK

Analisis Unit Produksi SMK dengan potensi Pemkot yang terpendam.





PERLU dipikirkan dana suntikan untuk permodalan baik pinjaman lunak maupun hibah, bukankah SMK dalam sistem pembelajaran harus berbasis pengalaman tidak semata-mata hanya mengandalkan teori, bukankah dalam otoritas sekolah harus berupaya mengembangkan kreativitas dalam rangka memberdayakan kemandirian sekolah, bukankah kita bersama-sama harus peduli terhadap sumber sumber APBD dalam Otonomi Daerah. Sampai sejauh ini SMK baru mampu menggalang dana dari intern sekolah dalam jumlah yang sangat minim.

DENYUT kegiatan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri maupun swasta di Kota Tasikmalaya terpendam dalam hiruk pikuk ulasan keterbelakangan pendidikan negara kita dibandingkan dengan negara lain.
SMK sebenarnya tanpa henti terus menata diri dalam sistem pembelajaran, bahkan terus dikembangkan seperti :
Broad Base Curculum, yaitu pemberian kemampuan dasar yang kokoh, kuat dan luas agar tamatan memiliki fleksibilitas dan adaftibilitas yang tinggi dalam mengembangka karirnya.
Competency Base Training, yaitu kemampuan siswa diwujudkan dalam bentuk kompetensi yang sesuai dengan tuntutan kompetensi dunia usaha dan dunia industri.
Production Base Training, yaitu pembentukan kemampuan menciptakan dan membuat produksi yang layak pasar yang memenuhi syarat secara fungsional, estetika dan ekonomis.
Matery Learning, yaitu bahan ajar didasarkan pada penguasaan materi secara tuntas oleh setiap siswa.
ProblemSolving, yaitu penguasaan potensi kreatif melalui pemahaman proses disain.
BBE Life Skill, yaitu pola pelaksanaan pendidikan berbasis luas berorientasi kecakapan hidup.
Prakerin, yaitu praktek kerja industri, siswa berada diperusahaan selama kurang lebih tiga bulan sebagai pemantapan kemampuan prakteknya sesuai dengan program keahlian (kompetensi Keahlian), teknik produksi, pengolahan bahan baku, produk, pemeliharaan kualitas produksi, pemasaran dan pelayanan jasa sesuai dengan tuntutan pasar yang ketat.
Dengan program-program di atas siswa diarahkan untuk menguasai kemampuan mengembangkan kreativitas berkarya, etos kerja, kompetensi global dunia usaha dan dunia kerja, sebagai ajang pelatihan dan gambaran nyata nuansa perusahaan atau dunia kerja. Program yang dilaksanakan di atas merupakan pondasi atau modal dasar yang dimiliki SMK, bagi program pengembangan UNIT PRODUKSI/ BISNIS SENTER.
Unit Produksi/Bisnis Senter, yaitu usaha produksi atau jasa yang mesti dimiliki SMK, yang mempunyai peran :
Bagi Sekolah, menghasilkan tambahan dana bagi penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang bersangkutan, dan sekaligus berfungsi sebagai tempat pelatihan/prakerin siswa dan magang guru.
Bagi Masyarakat, bisa menggunakan jasa produksi dan layanan serta menggunkan jasa peralatan yang ada, jasa konsultasi, teknik pengerjaan, produk, disain dan finising, dengan imbalan jasa yang bersaing dengan perusahaan yang sejenis.
Bagi Pemerintah, Hasil produk unit produksi SMK bisa dijadikan sarana promosi daerah, penyerapan tenaga kerja lulusan, dalam jangka panjang hasil keuntungan unit produksi bisa diarahkan pada pembiayaan co shering antara sekolah dan pemerintah daerah.
Pengelola Unit Produksi sudah berupaya mengembangkan dan menjalankan organisasi ini, hanya ada beberapa kendala dilapangan yang perlu dipecahkan bersama-sama mengingat unit produksi SMK harus mampu bersaing dengan pebisnis yang sudah berjalan di pasaran dan profesional.
Upaya yang perlu diperhatikan : Bimbingan manajemen perusahaan bagi manajer UP, tidak usah terlalu birokrasi, perlu difasilitasi kegiatan promosi berupa pameran-pameran produk, Perlu dipikirkan dana suntikan untuk permodalan baik pinjaman lunak maupun hibah, sampai sejauh ini UP di SMK-SMK baru mampu menggalang dana dari internal sekolah dalam jumlah yang sangat minim, hal ini kurang dapat menunjang untuk berbagai keperluan seperti penyediaan bahan baku, ongkos kerja, jaminan kualitas, promosi dan lain-lain. Oleh karena itu, UP di sekolah-sekolah kejuruan perlu dibantu bersama-sama antara sekolah, masyarakat, pemerintah/instansi terkait ( Dinas Pendidikan, Bapeda, Indag, Dinas Pariwisata ), sudah saatnya Unit Produksi SMK dapat dijadikan potensi Pemerintahan Kota/Kabupaten.

Aten Warus

Tulisan ini pernah dimuat di SK Priangan ( Rabu-Jum'at, 7-9 April 2004 )


Jumat, 09 April 2010

Kerajaann Penuh Kesatria

Masa Depan Tasikmalaya Sebagai Kota Pelajar dan Terpelajar.

DALAM menyongsong otonomi daerah, baik Kabupaten maupun Kota Tasikmalaya harus sudah mempunyai jurus (program) lewat satria-satrianya yang ada dikerajaan (eksekutif) ataupun begawan-begawan sakti yang ada dipertapaan (legislatif). Bagaimana supaya rakyatnya sejahtera sehat jasmani maupun rokhani tidak kurang sandang, pangan dan papan, para kesatria dan begawan harus saling menyatukan kekuatan untuk menangkal segala bancang pakewuh (keributan) dengan arif dan bijaksana mengayomi para kurawa (pegawai) dan rakyatnya. Kerajaan (Kabupaten/Kota) Tasikmalaya harus menjadi kerajaan yang lebih baik daripada yang lain sebab disini tersimpan dan tersebar begitu banyak putik bunga sakti (perguruan tinggi) dan putik bunga abadi (pesantren), Putik bunga sakti adalah penguat jasad yang mampu membangkitkan penglihatan seseorang kemasa depan (wawasan keilmuan). Dengan kekuatan penglihatannya itu ia mampu membawa dirinya atau orang lain dari kegelapan (kebodohan) menuju pencerahan (kemakmuran). Sedangkan putik bunga abadi (pesantren) merupakan kekuatan hati yang mampu menggetarkan puncak gunung (cita-cita) yang mampu mengendalikan kerbau liar (nafsu) dan menjaga patukan ular berkepala dua (hasutan).
Bisa dibayangkan kerjaan Tasikmalaya yang mempunyai dua jenis putik yang masing-masing mempunyai kesaktiannya dan konon kalau disatukan akan menjadi Bunga Nagari (Anak Bangsa Terpelajar ) yang mempunyai kekuatan dahsyat yang akan mampu mewarnai cahaya bumi ,dan tahan dari hembusan hawa panas (kontaminasi bejad moral) serta hembusan angin beliung (kondisi tak menentu) serta mampu bertahan dari gangguan roh jahat (penyelewengan) mampu mengeluarkan aroma khas bunga nagari (pintar dan taqwa) tidak saja di Kerajaan Tasikmalaya, bahkan akan sampai ke kerajaan besar (Indonesia).
Konon, berkat bimbingan para kesatria dan para begawan, tidak hanya memberi pupuk (kurikulum) akan tetapi zat-zat yang terkandung didalam tanah serta suhu udara yang tetap (suasana lingkungan) harus tetap dipertahankan. Adapun para kesatria dan begawan harus terus melatih tenaga dalam (kemampuan berfikir dan berprilaku) dan mengasah terus jurus (ilmu pengetahuan) serta kekebalan tubuh (gila kerja) dan melatih tubuh supaya lentur (tidak sok pimpinan), oleh karena itu kedua buah putik tersebut tidak bisa dipetik hanya dengan sosok kesatria dan begawan yang kesarung (ujug-ujug) saja.
Alkisah, ketika putik bunga sakti (mahasiswa) dari beberapa kerajaan (kabupaten/kota/profinsi) mampu menggegerkan kerajaan besar (Indonesia) dan mampu membuat raja besar tilem (lengser), betapa besar energi yang terpancar dan mampu mengubah warna cahaya bumi (peta politik, ekonomi, pendidikan, termasuk perilaku). Bunga nagari bisa mekar di kerajaaan Tasikmalaya, berapa banyak putik- putik yang ada lebih dari cukup untuk memberi cahaya (penerangan), kemolekan (teladan) kepada rakyat kerajaan.
Menurut primbon (catatan) putik bunga sakti yang ada cukup banyak jumlahnya, belum lagi akan tumbuh putik-putik yang lain dikarenakan tanah dan suhu udara yang cocok untuk pertumbuhannya begitupun putik bunga abadi. Raja kecil (Bupati/Walikota) kesatria dan begawan harus sudah siap denga keris pusaka (program jangka panjang) untuk memelihara pertumbuhan dan mekarnya putik-putik tersebut. Keris pusaka harus dijaga (diperhatikan) supaya kesaktian (pendidikan) lebih terpancar dan mampu memberikan aroma yang harum (suasana terpelajar) pada rakyat kerajaan, oleh karena itu raja kecil dibantu dengan kesatria dan begawan serta yang lain memperhatikan beberapa petunjuk ini.
SATU, diciptakan agar terjadi nitisjiwo (asimilasi program pembelajaran) sehingga tercipta kesaktian (pendidikan) yang mumpuni (terpadu) antara kedua putik sehingga lahir Bunga nagari yang utama
DUA, keris pusaka (program jangka panjang) harus diarahkan pada tujuh arah mata angin (penyebara lokasi) tidak tertumpu pada pusat bumi (ditengah kota) saja. Sehingga hal ini akan membawa pusaran air (penyebaran/lingkaran budaya) yang mengalir pada hamparan tanah ( masyarakat) akan meningkatkan tingkat kesuburannya (kesejahteraan), akan bertambah humusnya (ilmunya) akan memberi manfaat dan ikut membesarkan serta memelihara putik bunga sakti dan putik bunga abadi tumbuh dengan baik diatas tanahnya (masyarakat).
Mudah-mudahan sang kuasa memberi kekuatan pada raja, para kesatria dan para begawan mampu melahirkan sejarah (proses) nitis jiwo (asimilasi pembelajaran terpadu) antara kedua putik yang banyak tumbuh di kerajaan ini, dengan demikian tidak akan lahir kesatri-kesatria dan begawan begawan masa datang yang kesarung ( ujug-ujug / tidak jelas) sekaligus tercipta hamparan tanah subur (masyarakat terpelajar) .
.....Sang raja ingin menjadikan kerajaan yang penuh dengan kesatria yang beriman dan bertaqwa yang sebenar-benarnya.

Aten Warus

Tulisan ini pernah dimuat di SK Priangan (Rabu-Jum'at, 20-22 Pebruari 2002 )

Selasa, 06 April 2010

Sertifikasi ...la iya

Mengenang terbitnya keputusan pemerintah tentang sertifikasi guru.

Delapan tahun yang lalu saya pernah berujar :
Kembalikan Guruku Ke Sekolah
Redaksi SK Priangan Yth, ( ini surat terbuka buat bupati dan Wali Kota Tasikmalaya)
Dalam rangka menyongsong otonomi daerah pemerintahan Kab dan Kota Tasikmalaya. Semestinya kita merenung sejenak mengenang perjalanan dunia pendidikan kita. Pemerintah, masyarakat, para pendidik serta orang tua siswa masing-masing harus introspeksi dan sedikit mutar ingatan atau belajar pada masa lalu.
Saya begitu hormat dengan sosok guru yang tidak punya embel-embel gelar, saya begitu hafal kapan bapak guru agama, guru matematika, dan seterusnya memberikan pelajarannya dan kami akan selalu menunggu hari pelajarannya. Bp Jumhadi begitu menguasai pelajaran yang akan diberikan dan begitu perhatian pada siswa yang tidak masuk sekolah pada pelajarannya. Saya terkenang sosok guru ini karena penguasaan materi dan kepintarannya menggunakan media pembantu pelajaran pada mata pelajaran yang diberikan 30 tahun yang lalu. Bp Nirwan yang memegang tugas GC ( kalau sekarang BP ) selalu menyempatkan dirinya pada malam-malam belajar mengontrol ke pusat-pusat hiburan ( bioskop ) kalau-kalau ada saiswa yang menonton tontonan yang bukan semestinya. Kalau ada yang ketahuan, besoknya dipanggil dan diberikan bimbingan dan pengarahan dengan lemah lembut kebapaan. Pada waktu itu siswa merasa malu sendiri, dan Pa Nirwan dengan tidak bosan-bosan terus ngontrol hal serupa. Guru Guru yang memberi pelajaran pada waktu itu selalu pulang lebih akhir setelah siswa pulang, itu terjadi ketika saya sekolah ditingkat menengah atas.
Bapak Nirwan pernah datang kerumah teman yang kebetulan ayahnya pejabat militer, Pak Nirwan menghukum anak pejabat tersebut dengan menyuruh berdiri didepan kelas dari jam pertama sampai jam ketiga ( kira-kira 1 jam ) Pak Nirwan dengan tenang menyampaikan permohonan maaf karena telah menghukum siswanya itu. Ayah teman saya yang berpengaruh dikota itu langsung menyalami Pak Nirwan dan mengucapkan terimakasih karena telah sungguh-sungguh mendidik anaknya yang telah melanggar aturan sekolah.
Kalau kita telaah ilustrasi di atas adalah kejadian yang bisa kita rasakan 30 tahun yang lalu, memang sudah cukup lama namun ada beberapa hal yang perlu dicermati yaitu :
Satu, adanya kesiapan yang betul-betul dari sosok pendidik untuk memberikan pelajaran dan pendidikan terhadap siswanya. Dia betul betul konsentrasi pada materi pelajaran yang akan diberikan pada siswanya, tidak hanya sekedar persiapan administrasi guru yang setumpuk, akan tetapi roh dan jiwa raganya berada bersatu diruang kelas.
Dua, adanya keseimbangan penghargaan yang diberikan pemerintah langsung atau tidak langsung bagi setiap profesi yang ada. Dulu tidak tercipta situasi yang melahirkan swasangka negatif sehingga profesi tertentu menjadi kejaran sedangkan profesi yang lainnya tidak diminati, sehingga ( guru ) adalah profesi yang tidak diminati karena kurang menjajikan, lebih parah lagi dijadikan pelarian atau sebagai batu loncatan.
Tiga, Sekarang tidak samanya pola didik antara sekolah, masyarakat, dan orang tua siswa menjadikan tugas guru menjadi lebih berat dan tentu perhatian Bapak dan Ibu guru terhadap anak didiknya harus "super". Apa mungkin ... waktu sekarang Bapak dan Ibu Guru ini adalah yang bisa mengantar siswa atau anak didiknya mempersiapkan kedewasaan untuk mengisi dunia yang semakin ketat dalam berkompetisi ( Ilmu pengetahuan, kompetensi, dan kejujurannya ) ?.
Selayaknya Pemerintah Kabupaten/Kota dalam menyongsong otonomi daerah memperhatikan dunia pendidikan ( guru ).
Sarana prasarana, wawasan dan tingkat kesarjanaan, seminar, loka karya dan penataran guru itu semua memang penting tetapi yang lebih penting bagaimana supaya Bpk dan Ibu guru kembali kesekolah dengan jiwa dan rohnya yang bersatu berada diruang kelas dan dikeceriaan anak didiknya.

Aten Warus
Aksa jaya Blok D No 76 Tasikmalaya

Surat terbuka ini pernah dimuat di SK Priangan Sabtu-Selasa ( 19-22 Januari 2002 )

Sunda, narawang

Narawang = mengingat pada waktu jauh kebelakang atau jauh kedepan. yang pasti dilihat dari sosok yang ini mengingat jauh kebelakang, perjalanan waktu menempa setiap orang walaupun bentuk yang berbeda.

Senin, 05 April 2010

debut pertama

tiada kata terlambat untuk belajar.. walaupun umur sudah tua alhamdulillah saya bisa membuat blog.. Ternyata  tidak sesusah yang saya kira.. Teknologi ini memang dahsyat.. semuanya jadi serba mudah.. mudah-mudaha saya bisa memanfaatkan teknologi ini.. mohon bantuannya kepada semua..